Mantra Ajaib “Man Jadda Wajadda”
Oleh : Amalina Wahyuni, XI
IPA 4
Judul Buku : Negeri 5 Menara
Pengarang : Ahmad
Fuadi
Penerbit : PT.
Gramedia Pustaka
Tahun :
2010
Tebal
Buku : 423 halaman
Ahmad Fuadi adalah seorang
penulis yang berasal dari pinggir Danau Maninjau. Ia adalah seorang mantan
wartawan TEMPO dan VOA, juga penerima 8 beasiswa luar negeri dan terakhir
menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi.
Novel
karya A.Fuadi ini adalah buku pertama dari sebuah trilogi yang mengisahkan
tentang pengalaman hidup Alif Fikri dengan ke 5 sahabatnya di sebuah pesantren
di Ponorogo, Jawa Timur yang dikenal dengan Pondok Madani (PM). Alif Fikri sang
tokoh utama berasal dari Maninjau, Sumatera barat. Ia adalah seorang siswa
tamatan Sekolah Menengah Tsanawiyah yang bercita-cita menjadi sosok intelek
seperti Habibie dan berkeinginan melanjutkan sekolah di SMA Bukittinggi. Tapi,
amaknya tidak mengizinkan hal tersebut. Amak menginginkan Alif bersekolah di
Madrasah Aliyah yang berbasik Agama dengan alasan Amak ingin Alif menjadi
seorang Ustadz atau Pemuka Agama seperti Buya Hamka. Dengan sangat berat hati, Alif
menuruti keinginan Amaknya untuk melanjutkan sekolah di sekolah yang berbasik
Agama, yaitu Pondok Madani.
Hari
pertamanya di Pondok Madani, Alif terkesima dengan mantera sakti “Man Jadda
Wajada” dari Kiai Rais. Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Dipersatukan
oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dengan Raja dari Medan, Said dari
Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di
bawah menara masjid, mereka menunggu Maghrib sambil menatap awan. Awan-awan itu
kemudian menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Mereka tidak
tahu kemana impian membawa mereka. Yang mereka tahu adalah “Jangan pernah
meremehkan impian, walau setinggi apa pun”.
Novel
Negeri 5 Menara yang bercerita tentang dunia pendidikan khas pesantren ini
mengajak pembaca untuk berkelana melihat cantiknya dunia dalam mimpi-mimpi
indah yang berbalut dengan kerja keras dan semangat juang yang luar biasa. Tokoh-tokoh
yang dimunculkan dalam novel seperti tokoh Baso yang penuh semangat menghafal
Al-Quran demi menghadiahkan jubah kemuliaan untuk orangtuanya merupakan
pelajaran yang amat berharga bagi kita. Kisah yang menggelitik ini memberikan
renungan dan keyakinan kepada para pembaca bahwa kesungguhan akan membuahkan
keberhasilan.
Kisah
inspiratif dengan selipan humor juga dengan gaya bahasa yang menarik dan enak
dibaca membuat pembaca tidak akan bosan membaca Novel karangan A.Fuadi ini.
Selain itu, adanya catatan kaki di bagian bawah yang menjelaskan arti dari
suatu kata membantu pembaca memperkaya wawasannya. Melalui Novel Negeri 5
Menara, kita juga bisa melihat bahwa kehidupan di pondok itu bukan hanya
belajar tentang agama saja, tetapi juga ilmu umum lainnya, seperti bahasa
inggris, arab, kesenian dan sebagainya.
Tetapi,
sayangnya penulis kurang menonjolkan klimaks dari cerita ini sehingga membuat
dinamika cerita sedikit datar. Novel yang mengasyikkan dan menyentuh hati ini dapat
dibaca oleh semua kalangan yang ingin maju dan sukses karena mengandung
bermacam tata kehidupan dan inspirasi. Jadi selamat membaca dan menemukan
banyak hal di Negeri 5 Menara.